Thursday, December 29, 2011

Desember pun kan Berlalu

Detik t'lah berdetak hingga waktu pun merangkak
Alamanak membisu masih saja menggantung dingin
januari kembali sapa desember tuk segera berlalu
rasa pun tetap sama seperti dulu
sepi ini akan tetap menyatu
iringi rindu
iringi luka
luka karena rindu
sepi hanya kan terobati sebatas ilusi dan mimpi
tenggelam luruh silih berganti
tertatih, merintih panggil rindu
menetes lelah bayangkan wajahmu
kukubur dalam makam imajiku
biarlah nisan usang itu menjadi tanda
berharap kau datang dan ziarahi aku
dengan merapal rindumu
majnun tegar peluk makam laela
segudang rasa majnun tumpahkan dalam kata
Laela jaga kehormatan demi rasa yang terpenjara
menyatu dalam badai gurun majnun bercerita
tak bisa kulepas sketsa bayangmu
hingga senja tetap bawa kabar tentang cerita
sajakku bukanlah mantra
dalam sajakku ada rohmu
membalik khayal menjadi nyata
kunyalakan dan kujaga perapian rasa ini
agar hangatmu tetap membara bakar rindu
meski desember segera berganti januari
kau tetaplah roh dalam makna sajakku

Thursday, December 22, 2011

Keranda Rindumu

Gelisah meremang bersama petang yang lalu
menyelinap kelam peluk waktu, rebah gelisah
luruh bagai mendung menghitam berarak taburi langit
Kau perlahan bangunkan lamunan menyerupa kembang tujuh rupa
mewangi menjelma, menyusup dalam gelisahku
jemari pun menari remas rindumu, tuntun aku tatap matamu
menjelma sajak pesonamu
menjelma makna ruhmu
Kau yang bersemayam dalam nisan usang
Kau kubur dirimu dalam senyap kebisuan
rahasia pun kau bawa serta menyulam rindu
Kau tetaplah kerinduan terpendam
satu dalam sajak, satu dalam rindu
kupondong keranda rindumu kubawa
dalam tiap sajakku

Saturday, December 17, 2011

Gerimis dalam Jemari Sajakku

Tersibak wajah lembut di balik buram langit
tirai gerimis merintik satu-satu
kusut membasah mengembun dan menetes
bergelayut manja di ujung rambutmu
Kau sibak gerimis senja itu
jemari pun tutupi dahi tuk lindungi korneamu
dan kulihat aku masih bersemayam di sana
basah gigilkan tubuhmu
setubuhi senja dalam dekapan jemari sajakku

Saturday, December 10, 2011

Purnama Menari

Purnama membuncah merah bawa sekelebat bayangmu
tinggalkan jejak aroma tubuhmu, menyeruak singkap cerita lalu
kulukis kembali remah-remah wajahmu, kurangkai satu-satu
hingga senyum itu, lengkung pipimu abadikan sajakku
kau hadir meliuk menembus dimensi imaji
debur irama hati berkejaran iringi langkahmu
kau gandeng aku dalam wangi tubuhmu di remang purnama
"aku butuh bahumu tuk sekedar bersandar"bisikmu
aku pun luruh dalam getar tubuhmu
mengalir kesejukkan seiring irama nafasmu
aku pun maknai aksara jiwamu dalam senandung purnama
arungi mimpi imaji bersamamu
menari, meniti malam dalam gigil dedaunan
lahirkan pelangi dan nyanyian hati dalam sajak kenangan

Sunday, December 4, 2011

Lara Merindu

Bulan separoh masih mengambang terbalut mendung berarak
dingin, tak sebisik sapamu sadarkanku
entah mengapa lara ini makin merindumu
ingin kubingkai lara ini bagai cerita dan sajak tentangmu
lara ini luruh berjatuhan hingga ingin kulihat dihatimu
masih adakah kata yang kuharap kau ucap, tuk segarkan detik detak
impian-impian yang entah sengaja kau buka kembali
begitu sayu kau ucap kata itu
begitu harap kurengkuh dalam sajakku
seperti kecupan hangat di rinai satu-satu
hangat yang pancarkan roh dalam dingin membisu
wahai Kau yang larakan rinduku
masihkah ada cerita dalam sunyi korneamu
agar aku bisa berkaca melihat kita bersamaa di sana

Thursday, December 1, 2011

Gerimis Pagi Awal Desember

Gerimis pagi yang lalu mengiang rintikkan satu-satu
dingin merambah sapa lirih bisikkan kata rindu
Kau tersketsa di balik jendela diantara lalu lalang di tol Jakarta
menghilang lunglai dan tanpa sapa menerpa
kesunyian makin membuncah
sapamu merenda hujan di pagi yang lalu
sesaat sebelum kukalah pada kata rindu