Angin masih saja dingin menusuk pori-pori, malam ini tidak seperti malam sebelumnya. Padat Lalu lintas semakin menjadi. Ini malam ke 28 Ramadhan puncak pemudik mulai memasuki wilayahku. Seperti tahun-tahun sebelumnya aku piket di posko lebaran.
Lengang tak pernah hadir sedikit pun dari deretan dan sorotan lampu mobil dan motor serta klaskson pembagian tim pun dilaksanakan, satu tim menuju ke stasiun weleri dan satu tim tetap standby di Posko PMI.
"Kak kami berangkat dulu, semangat pagi!!!"
"Okey Semangat pagi selamat bertugas!!"
Mereka pun berlalu meninggalkan kami di posko, serombongan dengan ambulace perlahan tinggalkan PMI. Sesaat kuingat senyum mereka dengan penuh semangat wajah-wajah remaja yang meluangkan waktu demi kemanusiaan. Sangatlah membanggakan diantara ribuan warga masih ada remaja yang peduli pada sesama dengan berkorban meninggalkan keluarga dan kesibuka di rumah menjelang lebaran.
Waktu menunjukkan pukul 23.45 beberapa teman minta ijin untuk istrihat dengan harapan bergantian piket saat dua jam berikutnya. aku duduk memandang jalan yang semakin padat. Beberapa pemudik berhenti dan minta ijin beristirahat. Lima orang dengan motor ber plas AD berhenti dan langsung lelap di tenda peristirahatan. Perlahan berhenti mobil sedan dengan rombongan keluarga kecil pun menumpang sekedar istirahat dan ke kamar mandi.
Kembali sepi sunyi suasana di Posko karena memang hanya aku yang terjaga, hanya bisa merenung dan berharap tidak ada kejadian apa-apa malam ini.
HPku bergetar ternyata ada informasi teman di status Facebooknya yang menyampaikan terjadi kemacetan panjang di jalur lingkar kaliwungu. Waktu menunjukkan pukul 01.03, kupikir hanya kemacetan karena mobil padat dan jalur simpang yang menjadikan tersendat.
"Kalian stanby di posko, aku coba cek ke TKP ada kemacetan panjang"
"Siap Kak..!!"
Kupacu dengan lumayan cepat karena memang ada celah. sampai di 6 Km menjelang titik kemacetan kulihat deretan mobil panjang mengular berhenti tanpa bergerak. Meraung sirene mobil patroli melewatiku dengan cepat disusul beberapa mobil ambulance. Feelingku mulai berkata bahwa ada kejadian hebat di depan.
Tanpa pikir panjang aku ambil jalur berlawanan ketika ada ambulance kembali meraung kuikuti hingga dalam waktu singkat aku bisa mencapai titik lokasi kejadian. Subhanallah kulihat Bus besar melintang di jalur yang salah sementara sebuah minibus APV ringsek bagian depan dan kudengar jerit tangis, ternyata sebuah minibus L300 teronggok di bawah jalan dengan ringsek 90%. Segera aku minta ijin ke petugas untuk bergabung dengan Tim PMI lain serta SAR yang lebih dulu sampai di lokasi.Kebetulan lokasi kejadian berada pada are perbatasan dua wilayah kabuaten dan kotamadya,
Empat orang terlihat bergelimpangan di dalam mobil yang dipenuhi dengan tas dan bawaan mudik mereka. Tiada gerakkan sedikit pun dari mereka, kulayangkan pandangan pada seorang gadis kecil sekitar 2 tahun usianya yang merintih kesakitan karena kepala dan dadanya mengucurkan darah. tanpa kusangka ada seorang penumpang yang masih sadar merangka keluar dari mobil yang ringsek itu.
"Tisna, Kamu gak papa?"
"Pak dhe Tisna Ngantuk..."
hanya itu jawaban yang terucap, kemudian gadis itu pun lunglai dalam dekapan pakdhenya.
"Angkat segera bawa ke Rumah sakit"
"Siap.."
Kunaikkan ke tandu ambulance dan segera meraung memecah pagi yang purba menjelang sahur di malam ke 28 ramadhan.
"Kak, Tisna Pengen Lebaran...." tiba-tiba terjaga
"Iya, Tisna sudah sampai kan, sebentar lagi pakai baju baru" kucoba hibur dia.
Terlihat tanpa kesakitan sedikit pun gadis kecil itu memandangiku tanpa bicara, entah paham apa yang terjadi atau shock hebat yang melanda dirinya. Kututup perdarahan yang mulai berkurang rembesan darahnya, dan ku cek seluruh tubuhnya adakah luka lain yang perlu ditangani. Ambulan semakin kencang menuju RS.
"Kak, Tisna Pengen lebaran...."
"Iya Tisna, Tisna sabar ya...."
"Kak Ayah dan Ibu Mana? kok gak ikut di sini...?"
"Ayah Ibumu nanti menyusul Tisna.."
Kujawab sekenanya karena tak mungkin kuberitahukan bahwa ayah dan ibunya sudah tidak lagi bernyawa di kursi belakang yang hancur.
"Kak, tolong bilang Ayah Ibu Tisna Minta maaf, Tisna pengen pakai Baju baru kak, Tas Tisna mana Kak...?"
"Iya Tisna nanti bila sudah sampai tisna ganti baju baru ya.."
"Kak, Tisna pengen Lebaran..."
Raungan ambulance melemah dan memasuki area UGD, segera perawat menyambut kami dengan sigap memindahkan tisna ke ruang penanganan. Kucuci tangan dan bersihkan beberapa percikan darah yang menempel. Terngiang dengan jelas permintaan Tisna yang selalu diucapnya selama perjalanan menuju RS.
Ambulance meninggalkanku karena harus menjemput korban berikutnya. Aku putuskan ikut ambulance berikutnya untuk kembali ke lokasi karena memang harus cepat kembali.
Lima Menit berlalu Pintu UGD terbuka dan seorang perawat keluar dan membersihkan diri.
"Mas, Kecelakaannya di mana? apa begitu mengerikan kondisi mobilnya?"
"Iya mas...." kujawab sekenanya karena aku curiga dengan wajah perawat tersebut.
"Terimakasih Mas, kita bagian dari orang-orang yang berusaha menyelamatkan sesama tapi Allah berkehendak lain terhadap hambanNya.Kami sudah berusaha tapi luka terlalu parah dan gadis kecil itu tidak dapat kami selamatkan"
Inalillahi Wainnalillahi Rojiun. Hanya itu yang bisa kurapal dari bibirku tanpa terucap.
"Kak, Tisna pengen Lebaran....." kembali mengiang di telingaku
Meraung dua ambulance memasuki area UGD dan keluarlah dua jenazah dipindahkan ke ruang perawatan, menyusul Tisna, hanya kuberharap semoga mereka orang tua Tisna, sehingga keinginan untuk berlebaran bersama kedua orang tuanya terkabul di ruang ini.
"Ayo kembali ke lokasi masih ada 3 jenazah lagi"
Aku hanya berjalan menuju ambulance tanpa menjawab ajakan mereka, kududuk tanpa bicara, terbayang derita Tisna, tanpa mengeluh sakit ia jalani takdir yang harus dijalani sebelum sampai kampung halaman untuk berlebaran.
Sirine kembali meraung agar diberi jalan tuk cepat mencapai lokasi.
"Kak, Tisna pengen Lebaran..."
"Maafkan Kakak, Tisna. Kakak tidak bisa mencarikan Baju barumu karena kakak tidak tahu dimana tas kamu"
Kaliwungu
17 Agustus 2012 (01.35 WIB)