Saturday, April 30, 2011

Dirimu yang Menderai di antara Kata-kata

Berlalu detik dan menit seiring detak kehidupan sajakku
sepi seusai badai gerimis di ujung malam

Dirimu yang selalu bersemayam dalam sajak-sajakku
Kurangkai kata untuk sekedar menggeliat dari sebuah kebekuan
kucipta sayap untuk sekedar terbang dari sebuah kerinduan
tetap saja engkau yang menderai di antara kata-kata

tak mampu kuterjemahkan arti dari seratus sajak yang tlah kutulis
tak mampu kuimajikan dirimu dalam pelupuk mataku
hingga luka di setiap kata-kata meleleh perlahan
menderas bersama sapamu yang menghilang

Tuesday, April 26, 2011

Sepi dalam Cerita Sajak Bisu

Begitu sepi dan hening sesaat gerimis tinggalkan malam
sepiku larut bersama gigil dingin rengkuh kelam
kan kucari kemana keriuhan untuk malam ini
haruskah kubangunkan bayangmu tuk temaniku?

jangan kau paksa aku tuk cerita tentang sepi ini
catatan itu telah tertoreh alur tentang rasa
rasa yang penuh asa, kemarahan bahkan kerinduan

detik yang terus berdetak bersama kalander bisu
perlahan mengubur dan tanggalkan nisan sepi

lalu muncullah bayangmu kau raih jemariku dan paksa
tuliskan sajak tentang sepi yang berlalu
tajam kornea dan senyum khasmu pun
menjadi tema dalam sajakku
walau sajak bisu cerita ini masih indah tuk dibaca

Friday, April 22, 2011

Akankah Sajakku Usang bersama Gerimis

Masihkah kamu seperti saat terakhir kita bertemu
aku hanya bisa bayangkan dalam imajiku
seperti gerimis petang ini, seperti dingin senja ini
selalu saja hadirkan berjuta kembang

kata dari hatimu selalu terngiang sentakkan sepiku
lunglai, bergejolak dan berontak akan semua ini
hingga gerimis kembali menyadarkanku
dirimu menjelma riuh menantang rindu

seuntai senyum itu tak mampu aku gambarkan
dengan sejuta kalimat
semakin membuatku terpesona akan keindahan korneamu

terbesit kata sesaat kaburkan imajiku
akankah sajak-sajakku menjadi usang bersama gerimis
dan airmataku menjadi nisan hati
kuburkan sosok rasa bersemayam bersama sepi

Tuesday, April 19, 2011

Ku ingin berteduh di Lengkung Alismu

purnama sempurna menanggalkan awan langit
seakan lepas dari belenggu mendung
kau tanggalkan dan bawa deras sinar
seperti degup pompakan rindu di tiap detak

tersketsa korneamu tak lagi sanggup kugubah
menjadi kalimat syahdu ungkapan rindu
senyum melengkung indah menyengat rasuki hati
seiring malam kau hadir dalam imaji pada langit sempurna

kuingin berteduh dalam buai purnama
di lengkung alismu
hingga hangat kan merayap pada sunyi
pada hatimu pada hatiku
dengan sederet kata dalam sajakku

Thursday, April 14, 2011

Aku berenang pada malam tanpamu

malam rengkuh pekat tanpa sapamu
kuingin seka kulit wajahmu
kening dan pipi ranummu
agar mengalir rasa dari sungai hatiku
ke muara hatimu

aku berenang pada malam tanpamu
sinar itu memancar rengkuh rasa penuh asa

kusibak kembali wajah itu dalam imajiku
kuselami dan kuseka tiap jengkal pori kulitmu
aku tersudut dalam rengkuh matamu
senyum itu penjarakan rasa tanpa berpaling

serupa langit rengkuh mendung bersama bulan separo
pucat meradang di antara kembang langit memancar
aku butuh bahu tuk sekedar bersandar
bercerita tentang sajak kerinduan

Tuesday, April 12, 2011

Dalam Pekat Dingin Malam ini

Mengembara dalam pekat dingin
awan menghitam memboreh dilangit
guratan merah tak mampu tembus pekat langit

aku yang rapuh dalam sudut matamu
rasa menjerit membelenggu senyap
pekat makin mengangkara tingkahi malam

Menggelepar rasa disudut senyummu
mengharap asa menjadi sekeping rindu
hingga berdentum semaikan sepi
Menyatu dengan hati dalam sajakku

Friday, April 1, 2011

Bangunlah dari Lelapmu Sejenak

Aku ingin bangunkanmu dari lelap sejenak

gemerisik gerimis adalah malam yang abadi

Aku ingin bangunkanmu dari lelap sejenak
dingin makin membasah bersama gerimis

Adalah kamu temani malamku
kelam berubah terang dalam matamu,

kan kusemaikan rindu pada getar rasa itu,
kan kusandingkan gerimis pada malam

Aku ingin bangunkanmu dari lelap sejenak

kan kuceritakan padamu tentang sajak-sajakku