Monday, June 22, 2015

Fatamorgana

Pada selaksa lengkung di sudut pipimu
ada kata pernah terangkai, dan
ada sajak yang tak pernah kau maknai

Seribu Luka

senja tikam semburat merah kemudian berlalu
pun seribu luka menganga

Sunday, June 21, 2015

Sesendok Luka dari Semangkok Duka

kupeluk remah-remah cahaya bulan
pun serpihan bintang tertuang dalam semangkok duka
terombang-ambing sesal, kesal, kental kuseduh perlahan
memutar dalam guratan waktu yang tak pernah ada jawab

seorang lelaki lusuh memukul mangkok dengan selogam uang receh
denting tak berirama iringi lenguh suara yang tak jelas notasinya
pun satu denting mendendang menelusup sergap kesadaranku
serupa resah lampu-lampu, tertunduk silau pantulkan pernikpernik luka
kuteguk kembali sesendok luka dari semangkok duka
malam masih tipis bermandi remah-remah cahaya bulan

Usah Sembunyi

Usah kau sembunyi dari lukamu
pun senyum kau lakukan
luka tetaplah luka
luka t'lah menjalar
hingga akal, bibir, dan
tanganmu tak lagi sempurna



Friday, June 19, 2015

Pada Malam

Apa yang mampu kita kekalkan pada malam
selain pekat dan raungan kisahmu
kecemasan kulihat di antara getir waktu
cerita satir t'lah kau lakoni
kau rangkum dalam bulirbulir airmatamu
menjelma bait puisi

Di Bawah Temaram Langit

Tertatih arungi imaji
di bawah temaram langit menemu kamu
kau kais basah tanah tuk kumpulkan bulirbulir penyesalan
kau hanya memandangku tanpa bersuara
dari matamu aku tahu kau terluka, kau takut isak justru membisik tanpa kata

kau berlari menuju biduk
kau dayung tanpa kembali menoleh
tiada kau kayuh terombang ambing
arungi malam panjang tiada berujung
hanyut bersama isak yang justru makin mengeras
teteskan jejak pada biru air di bawah temaram langit

Thursday, June 18, 2015

Gerhana Cinta

Gelap memasung langit
rembulan pucat temaram kian pekat
duka gendong luka
gerhana cinta kala purnama bersenandung