Sunday, March 28, 2010

kurindui kau wahai purnama

Sisa senja terpotong malam ini
semburat merah tak berujung
tipis berhembus bersama kabut
mengelana rembulam berselimut mendung

Di kelam ini ingin kuraih
Setitik sinar menemu muara rindu
hanya rembulan yang terurai
Meski kutahu tak sempurna

Tapi esok tetap kan berjalan
bersama rindu di ujung senja
rembulan pun terpasung mendung

kurindui kau wahai purnama
bayang wajah ayu menyembul
tertata bagai keramik-keramik pualam
senyummu pun menyeruak
menyapa lara terpasung dalam kenangan

Monday, March 22, 2010

Ada Sukma Merintih Setia Menyapamu

Tanah ini masih basah sisa rintik sore tadi
matahari tlah purna tugas bersama sang camar
derak dahan dan ranting dikejauhan
terus berderak ditiup angin gunung malam ini

gelap masih pucatkan langitku
tipis bergulung seliputi sang sabit membisu
sesekali kilat menyambar
di langit jauh di atas sana


aku yang membeku semakin dingin
membeku bersama rindu
dinding tlah berlumut rindu
mulai retak tergoncang waktu

kuraba kembali sisi hati ini
agar pintu tetap bisa terbuka untukmu
agar pintu menyambutmu saat engkau datang
walau sekedar menjenguk hati ini

bayangmu dalam hatiku
adalah kilat yang membelah langit di atas sana
membias cahaya walau sesaat

walau rembulan hanya sabit malam ini
senyummu seakan kembali menampar kenangan lalu
ada lembaran-lembaran hasrat tersketsa
di sini masih ada sukma merintih setia menyapamu


Monday, March 15, 2010

Pada Awan Merah yang Gugur Senja ini

Pada awan merah yang gugur senja ini
tertulis liku sajak dalam benakku
merah meradang dalam otakku
hanya perih pedih menggores tiap lara kataku

Pada awan merah yang gugur senja ini
serupa senyum dan bulan tersungging
mewarnakan muram
menggores langit tanpa sapakan awan

Pada awan merah yang gugur senja ini
wangi pucuk muda tlah sirna
titisan kalbu menari berteman senandung mimpi

Pada awan merah yang gugur senja ini
kutitipkan mimpi padamu
semoga tak diterpakan angin
rebah dan manjalah di pelukku
wahai kau yang kuimpikan

Saturday, March 13, 2010

Kucoba Rebahkan Rembulan dalam Bayangmu

Aku kembali tersesat dalam mimpi
Gontai mulai ragu dalam langkahku
Tak satu isyarat mampu kubaca
kulihat rembulan terpahat di sudut senyummu
Tapi aku ragu apa yang kulihat
Benarkah itu rembulan semalam
Atau sebuah sketsa silam

kucoba rebahkan rembulan dalam bayangmu
Sungguh sebuah kepiluan yang menyayat
rembulan pucat berselimut kabut
bayangmu pun pudar dalam pekat malam

Aku bukanlah pilihan yang tegar
Meski sajak tlah tertoreh dalam desah nafasku
biarlah sajak-sajakku temukan bayangmu
aku tak ingin kau terluka dalam sajakku

biarlah rembulan tetap di sana
Tetap terpahat di sudut senyummu
kan kulukis saja dalam mimpi
Meski aku kembali kehilangan dirimu

Thursday, March 11, 2010

Di Kereta ini Kita Bertemu dan Berpisah

untukmu yang pernah singgah sesaat di kereta mimpiku
aku ingin kabarkan padamu
semalam kau tlah duduk bersamaku dalam gerbong ini
bersama membisu dalam temaram malam

derit gerbong tlah bisukan hati kita
tlah satukan haru dan rasa di jiwa
meliuk ular besi singkap malam
terabas pedesaan hingga pantai penghabisan

aku yang terduduk di gerbong kereta
sesaat lihat langkahmu gontai perlahan
menapaki karpet merah tinggalkan aku sendiri
aku tak tahu makna senyummu

tatapan tajam korneamu penuh makna luruhkan rasa
lambaian jarimu karamkan luka
menganga akut dalam balutan hampa
aku hanya termenung pandangi jendela

kau pun melenggang tinggalkan
gerbong
aku
kenangan dan
mimpi
kita bersama

aku ingin kabarkan padamu
seringkali kubersandar dikursi gerbong ini
syahdu terasa tiap kali lewati kotamu
mata ini pun tak lelah pandangi jendela
sekedar tuk menatap dan mencari
masih adakah bayangmu
masih adalah kerlingan matamu
masih adakah lambaian jarimu
dan masih aadakah aku di sudut matamu


Monday, March 1, 2010

Kerinduan pada Senyummu

Aku tak pernah dan tak akan berlari darimu
Menjauh pun tak pernah terpikir dihatiku
Aku masih di sini…. tetap ada untukmu
sebait sajak selalu kutulis untukmu

tiap detik kuhanya berbisik pada hati
esok mungkin dapat kuluangkan waktu untukmu

aku tulis sajak tentang hati…
mengembara dalam cakrawala
hingga asa dan rasa menyatu dalam rindu
aku ingin luangkan waktu yang tepat untuk senyummu

Kerinduan pada senyummu kembali menjadi
suara hati dalam sebentuk sajak