semilir di akhir maret menghembuskan wangi mawar
ku bingkai dalam jambangan rahimmu
pada gigir purba sang waktu
menyatu mendayung nala menuju muara asa
tipis halimun selimuti waktu
terus berdetik membisu pada almanak usang
catat jejak yang tertapak pada biru hari
seperti rahim berselimut ketuban
menyatu dalam balutan kerinduan
Literasikan hatimu dengan membaca dan menulis karya. Hiasilah hidup dengan bersastra.
Friday, March 28, 2014
Sunday, March 16, 2014
Sunday, March 9, 2014
Dalam Semangkuk Halimun
simpul mencercah dalam ranum manismu
bersua rasa semilir iringi asa
gema itu menggaung dalam semangkuk halimun
sibaklah
kan kau dengarkan
bisikkan itu
selalu
menyusup kisahkan
randevous puing puing terserak
"D"
2014
bersua rasa semilir iringi asa
gema itu menggaung dalam semangkuk halimun
sibaklah
kan kau dengarkan
bisikkan itu
selalu
menyusup kisahkan
randevous puing puing terserak
"D"
2014
Mungkinkah
Nala ini mulai sarat gugusan cerlang
terang lindap
bak berselimut halimun
di antara gema puing anglocita
perlukah kusibak simpul masygul
tuk bersua dengan eraman suar
"D"
2014
terang lindap
bak berselimut halimun
di antara gema puing anglocita
perlukah kusibak simpul masygul
tuk bersua dengan eraman suar
"D"
2014
Saturday, March 8, 2014
Gigil Pagi suatu hari di Sudut Braga
Kucumbu dingin dalam gigil angin Bandung
menatap atapatap berhias kerlipkerlip
diantara julangan tower, menara masjid agung
gedung-bertingkat kulihat sungai jalanan mengular,
merambat kendara disepi pagi
hiruk pikuk sepanjang braga berganti sepi
dibalik jendela gino feruci, aku hanya bisa menatap
Braga, 6 Maret 2014
menatap atapatap berhias kerlipkerlip
diantara julangan tower, menara masjid agung
gedung-bertingkat kulihat sungai jalanan mengular,
merambat kendara disepi pagi
hiruk pikuk sepanjang braga berganti sepi
dibalik jendela gino feruci, aku hanya bisa menatap
Braga, 6 Maret 2014
Mengalir Rasa
Getar karang tergempur ombak
mengalun cressendo dalam buai lembut semilir
bergejolak dalam marcata
tiada camar menari
entah
luruh dengan cergas
seumpama lava
menyeruak dari kepundan
bagai karam ditelikung asmaraloka
tercecap sari tebu
dalam sajak menjelma wajahmu
"D" Boja 8 Maret 2014
mengalun cressendo dalam buai lembut semilir
bergejolak dalam marcata
tiada camar menari
entah
luruh dengan cergas
seumpama lava
menyeruak dari kepundan
bagai karam ditelikung asmaraloka
tercecap sari tebu
dalam sajak menjelma wajahmu
"D" Boja 8 Maret 2014
Subscribe to:
Posts (Atom)