Pernah kucoba tak lagi hadirkan kamu dalam sajakku
tentang kupukupu putih manja hinggap di daun cengkeh
tentang betapa kamu tidak menyukai "bang Rhoma" tapi kamu senang
lagu "syahdu" dalam sebuah buku
Juga tentang pantai dan laut bila senja di matamu
aku telah coba tak lagi tulis kamu dalam sajakku
tentang ego kaku, dan tak mau mengalah
tentang betapa kamu sangat senang angka itu ya "keramat"
atau pun tentang bingungmu bila diam dan menjauh
aku benar mencoba tak lagi imajikan kamu dalam sajakku
tentang ucapmu yang kadang tak sepaham dengan tatapanmu
tentang betapa senyum itu masih saja bersemayam
atau pun tentang sudut simpul di pipi ranummu
aku berkali coba tak hadirkan rohmu dalam sajakku
tapi, masih saja kamu hadir, masih saja ada kamu
mungkin memang aku belum bisa berhenti
menggenang kenangan itu, menggenang tenggelamkan kamu
dalam kata ditiap bait sajaksajakku