sisa hujaan semalam masih menapak pada sehelai daun
embun mengalah tiada bergelayut
pagi belum benar siap menjemput, terjaga pada lamunan
sepenggal sajak kehidupan meruang
menggeliat manja tersenyum pada kata
Literasikan hatimu dengan membaca dan menulis karya. Hiasilah hidup dengan bersastra.
Sunday, December 7, 2014
Kudekap Malam
Dekap mlam
Berselimut rintik
Simphonikan hati
Rebah luruh kata
Terpatri sajak kerindun
Berselimut rintik
Simphonikan hati
Rebah luruh kata
Terpatri sajak kerindun
Aku Mantrakan Puisi
Aku mantrakan puisi padamu
Kulantunkan pada langit kurapal pada angin
Meniti menit bersandar pada pundak waktu yang enggan mengerti
Sebelum akhirnya sampai pagi menjemput
Kulantunkan pada langit kurapal pada angin
Meniti menit bersandar pada pundak waktu yang enggan mengerti
Sebelum akhirnya sampai pagi menjemput
Aku mantrakan puisi padamu
Agar teduh bersemayam mekarkan mawar
Sebelum fajar berbisik malam terbirit di penghujung waktu
Aku mantrakan puisi padamu
Agar kukecup bayangmu
enggan kuberbagi pada malam
ingin kurengkuh purnama di balik mendung, kuikat dengan rambutmu
Pun senyum itu merekah lelapkan puisi menyudut di hatimu
2 desember 2014
Agar teduh bersemayam mekarkan mawar
Sebelum fajar berbisik malam terbirit di penghujung waktu
Aku mantrakan puisi padamu
Agar kukecup bayangmu
enggan kuberbagi pada malam
ingin kurengkuh purnama di balik mendung, kuikat dengan rambutmu
Pun senyum itu merekah lelapkan puisi menyudut di hatimu
2 desember 2014
Rindu Purnama
meniti rintik menggapai mendung
ingin kusingkap, rengkuh rembulan dalam genggaman
kududukan dan kusandarkan pada pohon tua
lalu kita di sana bercerita tentang hangat purnama
ingin kusingkap, rengkuh rembulan dalam genggaman
kududukan dan kusandarkan pada pohon tua
lalu kita di sana bercerita tentang hangat purnama
Subscribe to:
Posts (Atom)