Malam kembali rebah, meninggal senja yang pekat
Resah merapuh hampa, memeluk dingin
menjemput lara, mengusir riang sang bulan
senja tak luput dalam ingatan, Jiwa pun merindu dalam kesunyian
Malam rebah berlalu, jauh dari rindu mendalam
Menorehkan purba, pada tubuh sunyi
menggenang sepi di taman hatiku
membawa malam dalam kepiluan
Pilu pun menjadi prasasti bait puisi, merindu taman jiwa
tertoreh kenangan abadi, sekedar khayalan mimpi
pusaran cinta pun tertoreh,
terikat oleh rintihan dalam sajak sajakku
Literasikan hatimu dengan membaca dan menulis karya. Hiasilah hidup dengan bersastra.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pada Langit Jakarta Aku menatap
Langit hempaskan ilusi bersandar pada pundak waktu berbicara pada bayang berserak di luar jendala aku yang hanya kecil terpana pada senj...

-
Kumpulan kalimat yang menurutku indah..., bila suka pilih sendiri..., okey Saat pertama kali bertemu, dirimu selalu hadir dalam hatiku. Wakt...
-
Bagi sebagian orang menulis merupakan kegiatan yang sulit dilakukan, lebih-lebih menulis prosa. Sebagai ketrampilan berbahasa menulis membut...
-
Mendung bergelayut mematah batang cahaya matahari siang itu kubayang jiwanya terpancar dengan khidmat lewat bola matanya Hangat tangann...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar