Literasikan hatimu dengan membaca dan menulis karya. Hiasilah hidup dengan bersastra.
Thursday, September 22, 2011
Suatu Hari di Negeri Gurindam
Hari belum begitu tua saat kuterapung
terombang ambing diatas "Pong-pong"
melaju diantara biduk yang bersandar pada jangkar
begitu kecil aku bersandar pada tali
bisikkan kalimat cerita tentangmu "Andai Kau Ikut?"
akan kita rangkai cerita ditengah lautan kepulauan Riau
Detik-detik berpacu dalam nadiku seirama gelombang
aku mimpi malam ini kuseberangi selat diantara
pulau-pulau kecil sekitar tanjungpinang
bersandar pada tali kupandang kubah kuning tegak tegar
"penyengat" telah kulabuhkan sesaat disajadahMu
teriring syukur ku tlah sampai dinegeri masa lalu
di negeri pujangga kutatap istana melayu
di negeri pujangga kubaca karya itu
di negeri pujangga kulihat persemayaman itu
kutatap laut biru
pesisir memutih menghampar
kusimak suara angin membisik
mengungkap rindu pada sajak-sajak tentangmu
Friday, September 9, 2011
Telaga Bening Sajak Tentangmu
kulihat genangan air dipesisir,
pada setetes embun bergelayut dipucuk daun,
bahkan di bening kornea indahmu,
aku ingin tahu adakah aku ditiap bening itu
hari ini jejak itu kembali kupandang
sapa lembut manjamu menyusup
teduh dan sejuk sketsamu kembali
aku tak ingin sedetik lepas menatapmu
ingin kulihat kembali telaga bening itu
memandangmu adalah sebuah syair terindah
selalu ada makna yang tak pernah usai kutulis
pada setetes embun bergelayut dipucuk daun,
bahkan di bening kornea indahmu,
aku ingin tahu adakah aku ditiap bening itu
hari ini jejak itu kembali kupandang
sapa lembut manjamu menyusup
teduh dan sejuk sketsamu kembali
aku tak ingin sedetik lepas menatapmu
ingin kulihat kembali telaga bening itu
memandangmu adalah sebuah syair terindah
selalu ada makna yang tak pernah usai kutulis
Saturday, September 3, 2011
Ingin Kubuka Misteri Tatapanmu
kucoba bangunkan malam agar tak hening
kucoba usik resah agar membuncah
sendiri adalah penjara hati
tanpa makna bisa kutuangkan kata
kenangan itu begitu tersketsa walau usang
perlahan klip klip tentangmu berloncatan
dengan irama lembut menggetarkan rasa
serasa jarimu mengusap dahi dan tatap korneaku
duhai kau yang mengusung makna sajakku
robekkan cerita itu takkan lepas
relung sukma hantarkan satu kata padamu, aku ingin kau tahu
bilik ini makin membara membuka misteri tatapanmu
kucoba usik resah agar membuncah
sendiri adalah penjara hati
tanpa makna bisa kutuangkan kata
kenangan itu begitu tersketsa walau usang
perlahan klip klip tentangmu berloncatan
dengan irama lembut menggetarkan rasa
serasa jarimu mengusap dahi dan tatap korneaku
duhai kau yang mengusung makna sajakku
robekkan cerita itu takkan lepas
relung sukma hantarkan satu kata padamu, aku ingin kau tahu
bilik ini makin membara membuka misteri tatapanmu
Thursday, September 1, 2011
Buai Angin September
kembali kumengenangmu dalam buai angin september
sketsa terserak menyatu dilangit dalam buai bulan sabit
seperti indah dalam cahaya korneamu
kembali kumengenangmu dalam buai angin september
tertatih kau sapa aku dengan lembut bahasamu
menelusup merasuk mengalir menyejukkan
berdesir rindu meninabobokan mimpi kita
kembali kumengenangmu dalam buai angin september
mengeja kata merangkai frasa dan kuhujamkan makna
menjadi sebait sajak untukmu
kembali kumengenangmu dalam buai angin september
kau tertunduk dan tersenyum melambai perlahan
tinggalkan aku dalam sampan membisu
kembali kumengenangmu dalam buai angin september
kau tinggalkan narasi tentang pesisir, tentang angin
pemancing, kepiting kecil dan lembut lembayung senja
dari kornea indahmu…
sketsa terserak menyatu dilangit dalam buai bulan sabit
seperti indah dalam cahaya korneamu
kembali kumengenangmu dalam buai angin september
tertatih kau sapa aku dengan lembut bahasamu
menelusup merasuk mengalir menyejukkan
berdesir rindu meninabobokan mimpi kita
kembali kumengenangmu dalam buai angin september
mengeja kata merangkai frasa dan kuhujamkan makna
menjadi sebait sajak untukmu
kembali kumengenangmu dalam buai angin september
kau tertunduk dan tersenyum melambai perlahan
tinggalkan aku dalam sampan membisu
kembali kumengenangmu dalam buai angin september
kau tinggalkan narasi tentang pesisir, tentang angin
pemancing, kepiting kecil dan lembut lembayung senja
dari kornea indahmu…
Subscribe to:
Posts (Atom)