kutapaki lagi jalan ini
bersama sembab mata dan bibir yang berdekap
goresan luka kau torehkan
terkoyak tercabik rasa mengelantung
dalam kabut duka
kembali kutata rasa yang berserak
seperti daun-daun menghiba pada ranting
lelah angan berharap pada lengan belukar
Kau yang selalu angkuh dalam luka
tak lagi peduli pada waktu yang kubur
dan semayamkan dua rasa
ingin kudengar rapal maaf dan rindumu
hingga sajakku kan berpeluk penuh makna
No comments:
Post a Comment