Terpaku dalam keheningan
pada pertemuan pagi yang prematur
rindu bernanah menanti rajutan syair
benang terurai kupintal dari tiap rindumu
langit teduh membiru
kain kenangan kian kusam pucat merona
bulan separoh mengambang di ambang fajar
Literasikan hatimu dengan membaca dan menulis karya. Hiasilah hidup dengan bersastra.
Friday, July 27, 2012
Friday, July 13, 2012
Pada Sayap Kunang-kunang
Tuesday, July 10, 2012
Adalah Luka
langit biru pucat merona
kelabu temaram tanpa purnama
luka abadi bersemayam menggema
riuhkan teriakkan rindu dalam gigil kemarau
pada pasir kutorehkan kata
biar angin singkirkan eja tanpa makna tersisa
pada batu pun tak pernah membekas
entah pada apalagi kan kuungkap luka
ada luka pada rasa menyesak
memboreh, mengoyak hati
luka menganga tanpa sempat kuraba
kelabu temaram tanpa purnama
luka abadi bersemayam menggema
riuhkan teriakkan rindu dalam gigil kemarau
pada pasir kutorehkan kata
biar angin singkirkan eja tanpa makna tersisa
pada batu pun tak pernah membekas
entah pada apalagi kan kuungkap luka
ada luka pada rasa menyesak
memboreh, mengoyak hati
luka menganga tanpa sempat kuraba
Thursday, July 5, 2012
Purnama Menepi
resah menelisik di lorong jiwa
sepi penjarakan ruang asa ditiap perjalanan malam
persemayaman t'lah kau hadirkan
gundukan tanah merah t'lah kau tutupkan
belati kau tancapkan bak nisan
kosong kembali hampa
embun tak jawab ketika kutanya
selalu saja ada api ditiap siraman kesejukkan yang kuhadirkan
bagai berpijak pada ngarai terjal dalam lembaran karpet berbusa
mengambang di atas persemayaman rasa
Sunday, July 1, 2012
Akankah Sempurna Purnamaku Esok
Purnama belumlah sempurna
bulan separoh mengambang tanpa makna
aku titipkan pada sajakku
mungkinkah rembulan kan bawa pelangi?
ingin aku bertengger di sayap kupu-kupu putih
hingga kutemui kamu di purnama sempurna esok
kuukir kembali remah-remah berserak
berharap tersketsa wajahmu hadir
seperti kepiting kecil berlari sembunyi di batu-batu
terhempas ombak masih saja bercengkerama denganku
aku melangkah cari secuil rembulan
agar sempurna purnamaku esok
dan kubawa kembali kamu dalam tiap makna sajakku
bulan separoh mengambang tanpa makna
aku titipkan pada sajakku
mungkinkah rembulan kan bawa pelangi?
ingin aku bertengger di sayap kupu-kupu putih
hingga kutemui kamu di purnama sempurna esok
kuukir kembali remah-remah berserak
berharap tersketsa wajahmu hadir
seperti kepiting kecil berlari sembunyi di batu-batu
terhempas ombak masih saja bercengkerama denganku
aku melangkah cari secuil rembulan
agar sempurna purnamaku esok
dan kubawa kembali kamu dalam tiap makna sajakku
Subscribe to:
Posts (Atom)