selalu ada malam seluas lengkung sunyi
temaram deretan senja menyepi muarakan bayang
di tepian mata
selalu ada malam menjelma dingin
merintik meresap hentakkan kantuk
terjaga menatap ilusi di ujung beranda
selalu ada malam menjelma rindu
hangat mengendap menggandeng bayangmu
menyisir gugurkan daun, rebah melayang
kau gandeng kata, dan.....
masih ada malam untuk sajaksajakku
Literasikan hatimu dengan membaca dan menulis karya. Hiasilah hidup dengan bersastra.
Friday, October 24, 2014
Satu Muharam
Senja tlah beranjak tinggalkan detik berlalu begitu cepat
Almanak lusuh menggantung bisu
Tlah berlalu langkah diri
Sambut malam tuk sapa hari baru
Basuh diri dalam percik suci
Tetes membasah
Singkap debu pendarkan hasrat
PadaMu Ya Rabb kutinggalkan catatan,
Buka lembaran baru dalam restuMu
Almanak lusuh menggantung bisu
Tlah berlalu langkah diri
Sambut malam tuk sapa hari baru
Basuh diri dalam percik suci
Tetes membasah
Singkap debu pendarkan hasrat
PadaMu Ya Rabb kutinggalkan catatan,
Buka lembaran baru dalam restuMu
Wednesday, October 22, 2014
Gerimis Pertama
aroma tanah basah menyengat
menyeruak iringi gerimis pertama
mengalir perlahan melata mencari celah tanah
merembes peluk bumi, selimuti senja gelap berarak
menapak jejak, tapak terukir, lumpur menoda
hari kian merangkak cepat bawa malam tinggalkan senja
masihkah sudi kau me-Roh dalam tiap sajakku
sedang sapa hati tlah tinggalkan bibirmu
aku masih saja sandingkan wajahmu
pada tiap sajak yang kutulis
walau kini tak lagi bisa kucerita
manja pada bahumu
menyeruak iringi gerimis pertama
mengalir perlahan melata mencari celah tanah
merembes peluk bumi, selimuti senja gelap berarak
menapak jejak, tapak terukir, lumpur menoda
hari kian merangkak cepat bawa malam tinggalkan senja
masihkah sudi kau me-Roh dalam tiap sajakku
sedang sapa hati tlah tinggalkan bibirmu
aku masih saja sandingkan wajahmu
pada tiap sajak yang kutulis
walau kini tak lagi bisa kucerita
manja pada bahumu
Subscribe to:
Posts (Atom)