Pekat mendung malam ini tersibak tiba-tiba
pisau cahaya belah awan dan getarkan sukma
gemelegar menggemuruh susupi gendang telinga
korneaku hanya pandangi pisau cahaya menjadi akar langit
aku yang terpekur entah kenapa membisu
nafasku memburu
jiwaku memburu
entah apa yang aku inginkan
kucoba rangkai sajak
rangkai syair nyanyian hati
yang hanya bisa aku nyanyikan
tanpa iringan orkestra rasa
pekat mendung malam ini
kembali aku bergulat dengan pisau langit
terpekur saksikan akar langit sentuh bumi
entah apa yang aku inginkan
sementara entah dimana
sketsa yang dulu pernah kutulis dan kulukis
seakan menghilang
musnah ditelan alam
cahaya dilangitkah kau saat ini
siapakah mendung dan awan yang selalu menebal
aku hanya bisa terpekur kembali
tuk temukan sketsa yang hilang
No comments:
Post a Comment