Sunday, June 20, 2010

Senja dan Malam dalam Memori Sajakku

Angin pesisir merayap semilir singkap semburat merah di ujung langit
rintih mendesah pada biru lembar sajak-sajak kita
sajak yang perlahan menua meniti kalander jiwa
hanya senja tetap sendiri, sepi menanti gemintang rembulan

gelap pun jatuh meluruh jauh ke pangkuan hati
selimuti senja dengan selimut mimpi
tiada kata sajak berpadu pada haru suram senja hati
mentari setengah jingga seakan menahan laju cerita kita

senja tak habis dan takkan pernah usai di ujung hari
tanganmu kian erat genggam tanganku menjalin kemesraan
bernaung pada senja merayap kelam pucat merona
pertemuan senja dan malam hanya ada dalam sajak kita
sendiri luruh singkap memori atas semua yang pernah ada

3 comments:

Rubiyant|Photo said...

keren tuh puisinya ...!
salam kenal.

yansDalamJeda said...

Begitupun aku mengagumi senja. Senja pula yang mengantarkanku ke sini. Menemukanmu.

RUANG JINGGA said...

Angin pesisir merayap semilir singkap semburat merah di ujung langit

duuuhh indahnya senja dalam memorimu
seindah puisimu