gerimis pada fajar di awal bulan maret
kembali toreh cerita dari kepurbaan
senyum dan tatapanmu menghujam
bagai tikaman bertubi pada sepi jiwa
prahara menggelegar tiba-tiba hanya karena kata
belukar itu tlah bersemi dalam balutan mendung
hingga tak kulihat lagi pelangi diwajahmu
bagai kupu-kupu melayang penuh kepucatan
asap perlahan tinggalkan perapian
hingga dingin paksa gigil gemeretak bersama tulang
aku hanya bisa bergumam
sajakku pun hambar tatap
mentari pucat perlahan usir malam
bersama mendung berkabung
No comments:
Post a Comment