Begitu sepi dan hening sesaat gerimis tinggalkan malam
sepiku larut bersama gigil dingin rengkuh kelam
kan kucari kemana keriuhan untuk malam ini
haruskah kubangunkan bayangmu tuk temaniku?
jangan kau paksa aku tuk cerita tentang sepi ini
catatan itu telah tertoreh alur tentang rasa
rasa yang penuh asa, kemarahan bahkan kerinduan
detik yang terus berdetak bersama kalander bisu
perlahan mengubur dan tanggalkan nisan sepi
lalu muncullah bayangmu kau raih jemariku dan paksa
tuliskan sajak tentang sepi yang berlalu
tajam kornea dan senyum khasmu pun
menjadi tema dalam sajakku
walau sajak bisu cerita ini masih indah tuk dibaca
No comments:
Post a Comment