malam rengkuh pekat tanpa sapamu
kuingin seka kulit wajahmu
kening dan pipi ranummu
agar mengalir rasa dari sungai hatiku
ke muara hatimu
aku berenang pada malam tanpamu
sinar itu memancar rengkuh rasa penuh asa
kusibak kembali wajah itu dalam imajiku
kuselami dan kuseka tiap jengkal pori kulitmu
aku tersudut dalam rengkuh matamu
senyum itu penjarakan rasa tanpa berpaling
serupa langit rengkuh mendung bersama bulan separo
pucat meradang di antara kembang langit memancar
aku butuh bahu tuk sekedar bersandar
bercerita tentang sajak kerinduan
No comments:
Post a Comment