Menyapa pelan kalander baru pada dinding bisu
derit senja almanak lusuh balas sapa senja menua
kali kesekian rindu itu menyeruak diantara angka
harum menyeruak tiba-tiba samarkan bayangmu
kuraba catatan lama
igau pagi pada rindu
igau senja pada senyum
luruh pada gejolak menggelora
menuntun tuk selalu bersajak
tak bisa kupungkiri
aku kalah pada tajam matamu
aku kalah pada halus sapamu
aku kalah pada manja sikapmu
dan aku kalah pada renyah tawamu
jawaban itu kan selalu ada pada tiap sajakku
karena malam takkan pernah bisa bohong
pagi pasti mengganti dengan setumpuk
sajak rindu tentangmu
No comments:
Post a Comment