Gelap belum benar menyergap
nadi kehidupan melemah iringi pekat
alur tlah sampai pada titah malam
ketika sekelebat bayang menatapku tajam
di balik Jendela Belleza suits residence
pada indah korneamu kucari bayangku
tanpa bisa kuhentikan bahkan mengakhirinya,
mengalir kata menyanjungmu dalam desah rindu
jangan kau sembunyi di lalu lalang deru mesin dan suara klakson
agar debu tak kaburkan tatapan dan senyum indahmu
aku rebahkan rasa pada remang malam
pada lampu-lampu jalanan dan gedung-gedung itu
mengenang matamu, memandang hasratmu
adalah mimpi terindah dalam sajakku
Jakarta September 2013
No comments:
Post a Comment