Air mata langit merintik menderas
menghujam di antara serpihan hasrat jiwa
Kidung senyap terdengar mengalun laksana himpitan rasa
Terkungkung aku di alam mimpi
Terperosok aku pada kubangan risau
Menjerit memanggil keabadian mimpimu
Kelakarku terantuk hasrat pesta jiwamu
Aku hanya bisa tertunduk nikmati kelopak matamu yang kaku
Sesekali aku berbicara dengan nurani
Hingga sentuhan rasa kembali pecahkan lamunan
Kenyataannya aku tetap disini
sendiri tulis sajak tentang kepergianmu
No comments:
Post a Comment