Sayup meretas pekat menyusup bertengger pada sayap ngengat dan laron,
huruf hijaizah itu terlafal dengan mahraj yang menyejukkan. Suara parau
guru ngaji pada sebuah surau di pinggir hutan itu masih bertahan, walau
rintik masih menderas, angin makin tajam membuat gigil pada daun. Suara
serempak menirukan sang guru. Aku terdiam di sudut serambi menunggu
hujan usai, begitu damai mereka lantunkan. Langit terbuka tiba2 dengan
cahaya terang, lantunan itu melangit meruang.
"Masuk s
aja, mari duduk di dalam, sebentar lagi isyak"
"Pada ke mana anak-anak yang mengaji tadi?"
"Anak-anak yang mana mas? Hanya saya sendiri sedari magrib di sini"
"Trus tadi suara anak-anak yang mengaji menirukan.., siapa mereka?"
"Ah mas ini, saya azan dulu mas, kita jamaah, syukurlah ada mas, jadi
aku bisa melaksanakan jamaah isya di surau tua ini, mas ambil air wudlu
dulu ya"
aku hanya terdiam mematung memandang sekeliling.
28 Januari 2015
1 comment:
mantap...
Post a Comment