jendela bisu memandangku penuh tanya
"adakah yang kau lamunkan kenapa diam?"
kupandangi kunang-kunang jalanan
berarak di bawah gelayut awan pagi ini
sendiri mematung di atas gedung aryaduta
menerawang jauh menghempas pada sebuah wajah
remeh remeh yang berserak terhempas
membentur dinding dinding kesadaran
gedung-gedung tinggi bagai tembok jiwa
halangi hati tuk satukan remeh berserak
emosi angin cerai beraikan titik-titik kenangan
tak mampu satukan lukisan indah dalam lembar jiwa
sendiri mematung di gedung artayuda
menerawang menghempas pada sebuah wajah
No comments:
Post a Comment