Monday, August 23, 2010

Purnama, Mendung dan Sajakku

masih basah tanah tersiram gerimis satu-satu
senja itu pun muram dalam balutan mendung
merangkak perlahan tertatih renungi langkah

tanah basah, dingin mewabah kelam pun sekarat
tersibak tiba-tiba dalam balutan purnama
bulan tak lagi separoh, binar cahaya berpendar
langit biru pun tergelar

lukisan itu,
biru yang berpendar bersama purnama musnah
terbalut kabut yang menghitam tiba-tiba
kulihat kelam kembali selimuti purnama

purnama malam ini
tak seterang purnama dalam sajakku
kata kan tetap terangkai
frasa kan tetap tereja
bait kan tetap bermakna
walau mendung selimuti langit dan rembulanku

No comments: