gelap belum benar menyergap
benang-benang kehidupan pun perlahan melemah
ketika sekelebat bayang menatapku tajam
kutangkap dari mataku tatapan mesramu
pada mata indahmu tlah kutulis sajak entah keberapa
tanpa bisa kuhentikan bahkan mengakhirinya,
mengalir kata menyanjungmu dalam desah rindu
kepak kelelawar dan cericit serangga malam
tak hentikan kata mengalir memaknai mata kamu
kau jadi dingin hingga erat memelukku di awal Juni
jangan kau sembunyi pada belukar kehidupan
agar reranting itu tak melukai mata indahmu
aku rebahkan rasa pada remang malam
mengenang matamu, memandang hasratmu
adalah mimpi terindah dalam sajakku
No comments:
Post a Comment