Terpekur pada sebuah muara
melihat ombak yang begitu angkuh mendebur beriak pada pesisir
kucoba bercermin pada bias biru kilau kaca di hamparan ombak
lelah, penat dengan ratusan emosi terlihat membiru
kusandarkan diri pada angin diam dan makin membisu
gemerisik mengusik dan mengajakku berteriak
awan tetap berarak, bangau tetap saja mengais tanah basah
kepiting tetap berlari kian kemari ejek siput yang melata mesra
aku kabarkan padamu wahai yang menggelitik tiap detak detik nafasku
aku hanya bisa pandangi tanpa bisa rangkai makna dalam tatapanmu
kuhirup dalam aroma pesisir hingga penuhi rongga dadaku
sesak mendesak padatkan bayangmu dalam tiap hembus angin
menyeruak mengalir disetiap pori
kau lah roh yang bersemayam dalam tiap sajakku
No comments:
Post a Comment