gemericik tanah merah bercampur air meluruh
selami indah korneamu adalah hal terindah
tiap kali kutulis dan kurangkai bayangmu, selalu
aku lihat sepasang angsa berenang berhias pelangi
Bayang tentangmu membeku tersketsa bersandar pada sayap kupu-kupu putih, bertanya selalu tanpa rasa,
terjawab sunyi pada angin kibaskan kesejukkan
aku hanya mampu duduk di tepian kolam matamu
tanpa mampu lagi berkecipak pada dingin rasa yang membuncah
Mengenang pertemuan pada senja memerah
lengang terusik riak pesisir dan kutemukan namamu
menapak pada sisa buih berkilau dalam semburat merah
entah pada persinggahan sajak ke berapa rindu berdekap
No comments:
Post a Comment