Wednesday, December 10, 2008

Secarik Kertas Kumal

"Tak perlu lagi aku memaksakan sesuatu demi inginku..
Betapa kusadari ternyata aku selalu memaksakan diri untuk itu..
Tapi apa.. hanya kebahagiaan semu dan sesaat yang terasa..
Tak akan lagi aku memaksakan diriku ini..
Kupasrahkan kini proses kehidupanku.. aku tak ingin menjadi manusia yang terobsesi terhadap sesuatu karena sungguh itu akan membuatku banyak berharap.. Aku ingin ikhlas dan berkata jujur sesuai kata hatiku..
Aku telah melakukannya…

Apa ini jawabanMu Ya Allah..
Aku telah melakukannya, tapi aku tak pernah tau ini tepat atau tidak.. tapi sungguh aku akan terima segala konsekuensinya..
Aku telah melukai orang yang tulus denganku, aku telah mengorbankan dia dengan keegoisanku.. Tapi aku tak ingin lebih menyakitinya.. Aku tak sesempurna yang dia pikirkan.. aku bukan orang yang baik, aku bukan orang yang dia bayangkan.. Dan dia tak pernah bisa mengenal aku..
Cukup aku melukaimu dan kini aku membiarkanmu untuk pergi mencari kebahagiaanmu, aku tau kau terluka dan tak inginkan ini terjadi tapi Demi Allah keputusan ini aku lakukan karena aku tak rela jika kamu lebih terluka..
Kau begitu terluka.. kulihat dari mata itu.. Tamparan hebatku membuatmu menangis didepan mataku.. Sungguh.. Maafkan aku..
Percayalah kamu akan kuat dan kamu telah berjanji padaku akan baik-baik saja.. Kebaikanmu akan mendapatkan sesuatu yang sama..

Aku tak perduli lagi apa yang akan mereka katakan…
Biar mereka mengatakan aku kejam.. aku jahat.. aku munafik.. aku egois.. atau apapun.. karena aku akan terima itu, sungguh karena aku memang seperti itu.. banyak orang yang ternyata telah aku sakiti demi kebahagiaanku sendiri..

kududuk dihamparan sajadah.. lalu
kumeminta dan terus berdoa.. air mata ini tak pernah sanggup aku tahan,
selalu membasahi disaat aku menundukan kepala dan memohon jawaban..
Hatiku mulai tenang aku telah mengungkapkan apa yang seharusnya aku katakan pada mereka..
Kini aku tinggal menjalani proses kehidupanku yang baru.. aku tak akan lagi memaksakan diriku.. Aku akan berjuang sendiri.. tanpa banyak berharap lagi pada kamu, dia atau mereka..

Biarkan mereka berpendapat apapun tentang aku.. tapi satu hal.. aku ga mau lagi membohongi hati nuraniku.. aku tak mau lagi berbohong pada diriku sendiri..
Akan ku katakan YA jika memang IYA dan akan ku katakan TIDAK jika memang harus TIDAK..
Akhirnya aku belajar satu hal dari perjalanan ini…
Jangan pernah kau memulai jika kamu tak yakin atau belum siap.. karena itu akan jadi satu masalah dilain waktu…" aku masih sayang kamu tapi bahagialah dengan yang lain. salam buat Emak.

Tertunduk aku baca goresan hati yang kutemukan disecarik kertas kumal di kotak ajaibmu.

"Apa itu Nang, kenapa kamu diam saja?"

"Ini Mak hanya tulisan bulan yang aku temukan di kotak ini!"

"Heh ndak boleh, buka-buka milik orang"

"Tapi bulan kan bukan orang lain Mak?"

"Sudahlah Nang, kalau memang bulan sudah tidak bisa lagi kau temukan, biarkan bulan bahagia dengan yang lain Nang!"

Aku hanya tertunduk mendengar kalimat Mak yang terakhir.

"Mungkin Mak benar, sudah waktunya untukmu wahai Bulanku Bahagia, walau tidak denganku."


No comments: