Literasikan hatimu dengan membaca dan menulis karya. Hiasilah hidup dengan bersastra.
Thursday, January 28, 2010
Serpih-serpih Berserak dalam Keruh Ombak Pesisir
Thursday, January 21, 2010
Gerimis dalam Sajakku
sajak terbata per kata dan per bait
dingin beringsut memelukku
kau pun berkali membayang
tersketsa dalam tiap tetes embun
matamu dan hatiku tlah tersenggama rasa
aku pun berlari tatap langit
adakah matahari di sana
kusapu langit perlahan
yang ada hanya kemuraman
kepucatan
dingin kembali hadir
hingga berkali kubunuh rindu ini
sajak menetes satu satu menghujam bumi
semakin menusuk
semakin membasah
terpekur aku dalam buaian gerimis
tuk kembali bunuh rindu ini
Monday, January 18, 2010
Dalam Sketsa Kau Membayang
Sunday, January 10, 2010
Bersama Rinai Petang Ini
Senja memang baru saja berlalu
Tinggal rinai dan kerlip kornea kornea
dalam lembayung kabut yang semakin syahdu
Aku tulis sajak ini kala rinai membentur dinding bisu, rinai pun mempercepat kelam dalam buaian azan mengharubirukan rasa, angan, kerinduan dan keimanan
Aku tulis sajak ini kala rinai membentur dinding bisu, Sebersit rasa pun memburu Mengoyak kenangan yang tlah tertanam dalam altar asa, Perlahan retak dan membentuk alur alur yang pernah tertulis
Kau kembali hadir dalam alur-alurku, kau tlah menjadi roh dalam sajak-sajakku, Aku rasakan kehidupan kembali hadir dalam sajakku
Aku tulis sajak ini kala rinai membentur dinding bisu, Perlahan tetes satu satu terhenti dalam lorong berkabut, orang-orang pun berlarian mengejar rakaat pertama
aku hanya pandangi sajak-sajakku yang kembali kehilangan roh, saat pecahan-pecahan alur semakin menghilang bersama rinai petang ini
Thursday, January 7, 2010
Ketika Aku Kehilangan Kata-kata
sementara mendung masih saja bergelayut tebal di pesisir ini
Aku tertunduk kehilangan kata-kata
Mulutku t’lah lelah ungkapkan rasa
Hingga mati rasa, mati kata
Kutak peduli lagi apa kata camar dipelukan angin pesisir
Hari pun seakan lelah menyapaku
bahkan bulan pun tak sadar tlah kuarungi
aku tak pernah temukan lagi kata hilang itu
letih aku rangkai kembali, kini pun lenyap tanpa muara
Mencarinya pun kini ku tak tahu entah ke mana?
ingin lupakan semua kata itu
perlahan kususun rangkaian sajak baru
kumulai tautkan kata frase klausa hingga kalimat baru
Kembali sajakku kini dengan kata-kata baru
aku terisak ketika kutemukan kata-kata baru
teringat mawar yang pernah mekar
Kuresapi dan ku rasakan
Walau mungkin suatu saat nanti mulutku tak berhenti eja
ku sadar seperti menemukan kata-kata yang hilang itu
Ya, aku berharap hati ini mampu bersajak lagi dengan kata-kata baru
seiring angin yang berhembus di pesisir ini
karang pun tetap terhempas ombak
dan aku makin tertunduk di bawah nyiur
Saturday, January 2, 2010
Berharap pada Sajak
Sajak cinta yang kurangkai dalam tiap merindumu
perlahan terombang-ambing dalam makna
tak beraturan bersama teriakanku
Sajak Rasa itu kini jadi sumbang
Seperti kamu yang selalu membayang
dan tak pernah mau menghilang
aku tulis sajak ini kala pesisir
semakin lusuh pucat tanpa cahaya
aku kabarkan padamu bahwa angin pesisir
selalu merindukan angin gunung yang sejuk
aku hanya berharap
dalam sajak-sajakku kelak
kau tetap hadir bersamaku
rangkai kata-kata tuk buat sajak baru