Senja memang baru saja berlalu
Tinggal rinai dan kerlip kornea kornea
dalam lembayung kabut yang semakin syahdu
Aku tulis sajak ini kala rinai membentur dinding bisu, rinai pun mempercepat kelam dalam buaian azan mengharubirukan rasa, angan, kerinduan dan keimanan
Aku tulis sajak ini kala rinai membentur dinding bisu, Sebersit rasa pun memburu Mengoyak kenangan yang tlah tertanam dalam altar asa, Perlahan retak dan membentuk alur alur yang pernah tertulis
Kau kembali hadir dalam alur-alurku, kau tlah menjadi roh dalam sajak-sajakku, Aku rasakan kehidupan kembali hadir dalam sajakku
Aku tulis sajak ini kala rinai membentur dinding bisu, Perlahan tetes satu satu terhenti dalam lorong berkabut, orang-orang pun berlarian mengejar rakaat pertama
aku hanya pandangi sajak-sajakku yang kembali kehilangan roh, saat pecahan-pecahan alur semakin menghilang bersama rinai petang ini
No comments:
Post a Comment