Tersentak aku dari tidur, terkesiap
menyusup perlahan alunan kitab suci
begitu mengalun dari radio tetangga
Aku hanya tertegun, termangu, dan lesu
kupandang jendela tua
berderai korden usang oleh kilatan waktu
murung dan membisu.
membisik angin perlahan,
meluncur dingin dari busur senja
sementara di luar gerimis tetap bergumam
satu-satu menjejakkan kaki ke bumi
perlahan kesenyapan merangkul gelap
menyapaku di buram kaca jendela
entah mengapa
pada gerimis di hari ke 22 ini
aku masih saja merindumu
No comments:
Post a Comment