Kumaknai perjalanan ini
sebab tak ada yang lebih gelap dari malam
menatap kelam dari jendela kereta
sunyi dari segala kata
kugubah gemerisik roda menjadi simphoni
derit besi bergesek antara sambungan kereta
kuletakkan kembali catatan dalam tiap dingin
menerpa menembus selimut kereta harina
membuncah rasa ingin lelapkan mata
tapi raga tak bicara leleh dalam duka
menggengam dalam pelukan bayang rindu
semua diam terlelap dalam kursi berjajar
membisu dalam balutan selimut hijau
tiba-tiba kau mengetuk jendela, tersenyum
dan sapaku seiring detak yang berdetik dipenghujung malam
sketsa bayangmu menjadi makna
memahat rindu bergemuruh sepanjang rel
terjemahkan dan maknai sajak bisu
merindukanmu dalam perjalanan malam
No comments:
Post a Comment