A. Majas Perbandingan
1. Personifikasi adalah
majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat-sifat manusia kepada
benda-benda mati sehingga seolah-olah memiliki sifat seperti manusia atau benda
hidup lainnya. Singkatnya, majas ini dapat dikatakan "menggambarkan benda
mati seolah hidup".
Contoh: Ombak
berlari-larian di pantai
2. Metafora adalah majas
perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan perbandingan langsung dan tepat
atas dasar sifat yang sama atau
hampir sama.
hampir sama.
Contoh: Raja
siang = matahari
Raja
hutan = singa
Putri
malam = bulan
3. Eufimisme atau disebut
juga ungkapan pelembut adalah majas yang melukiskan suatu
benda dengan kata-kata yang lebih lembut untuk menggantikan kata-kata lain yang
berkesan kurang sopan atau tabu.
Contoh: Para tunakarya perlu
perhatian yang serius dari pemerintah. (Tunakarya = Pengangguran)
Pramuwisma bukan
pekerjaan yang hina. (Pramuwisma = Pembantu rumah tangga)
4. Sinekdoke terdiri
dari:
a. Pars pro toto, yaitu
majas yang melukiskan sebagian tapi yang dimaksud adalah seluruhnya. (sebagian
untuk seluruh). Contoh: Ibu membeli enam ekor ikan.
b. Totem pro parte, yaitu
majas yang melukiskan keseluruhan tapi yang dimaksud adalah sebagian. (seluruh
untuk sebagian) Contoh: Indonesia memenangkan Thomas Cup.
5. Alegori adalah majas
yang memerhatikan suatu perbandingan untuh, perbandingan itu membentuk kesatuan
menyeluruh.
Contoh: Hidup ini
diperbandingkan dengan perahu yang tengah berlayar di lautan.
suami = nahkoda
istri = juru mudi
topan, gelombang = cobaan atau halangan
tanah seberang = cita-cita hidup atau tujuan yang ingin dicapai
6. Hiperbola adalah majas
yang melukiskan sesuatu dengan mengganti peristiwa atau tindakan sesungguhnya
dengan kata-kata yang berkesan lebih hebat untuk menguatkan arti
(melebih-lebihkan).
Contoh: Air
matanya menganak sungai ketika tahu bahwa kekasihnya berselingkuh.
7. Simbolik adalah majas
yang melukiskan sesuatu dengan memperbandingkan benda-benda lain sebagai simbol
guna merendahkan diri.
Contoh: Kenapa harus dia
yang menjadi kambing hitam? (kambing hitam = orang yang dipersalahkan)
8. Litotes adalah majas
yang melukiskan keadaan dengan kata-kata yang berlawanan artinya dengan
kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri.
Contoh: Pemberian ini
hanyalah sebagian kecil dari apa yang sudah kamu terima selama ini dari orang
lain.
9. Alusio adalah majas
dengan mempergunakan ungkapan peribahasa atau kata-kata yang artinya diketahui
secara umum.
Contoh: Orang itu bisanya
cuma lempar batu sembunyi tangan.
Omongannya itu lebih baik
jangan diambil hati.
10. Asosiasi adalah majas
yang memperbandingkan sesuatu dengan keadaan lain karena adanya persamaan
sifat.
Contoh: Untuk memenangkan
pertandingan itu ia berlaku curang dengan memberikan amplop pada
juri.
11. Perifrasis adalah
perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan menguraikan sepatah kata menjadi
serangkaian kata yang mengandung arti yang sama dengan kata yang digantikan
itu.
Contoh: Para petani turun
ke ladang ketika fajar. (fajar = matahari terbit atau pagi hari)
12. Metonimia adalah
majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan nama merk atau ciri-ciri
benda tersebut.
Contoh: Sejak dulu hingga
sekarang ayah pergi bekerja selalu menaiki Honda.
13. Antonomasia adalah
majas perbandingan dengan menyebutkan nama lain terhadap seseorang berdasarkan
ciri atau sifat menonjol yang dimilikinya.
Contoh: si kurus, si
gendut, si tukang tidur, si cerewet, dan lain sebagainya.
14. Tropen adalah majas
yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan suatu pekerjaan dengan kata-kata
lain yang mengandung pengertian yang sejalan atau sejajar.
Contoh: Setiap malam ia menjual
suara di cafe-cafe.
15. Parabel adalah majas
yang menggunakan perumpamaan dalam hidup. Majas ini terkandung dalam seluruh
isi karangan.
Contoh: Bhagawat Gita,
Mahabrata, Bayan Budiman.
B. Majas Sindiran
1. Ironi adalah majas
yang melukiskan sesuatu yang menyatakan sebaliknya dari apa yang sebenarnya
dengan maksud untuk menyindir orang lain.
Contoh: Wangi
sekali parfummu, seperti orang yang tidak mandi 3 hari.
2. Sinisme adalah gaya
sindiran dengan menggunakan kata-kata sebaliknya seperti ironi tetapi berkesan
kasar.
Contoh: Inikah
hasil pekerjaan seorang karyawan yang katanya anak kesayangan bos
kita?
3. Sarkasme adalah majas
yang terkasar serta langsung menyakiti perasaan orang yang menjadi sasaran
sindiran tersebut.
Contoh: Memang dasar kamu
itu otak udang!
C. Majas Penegasan
1. Pleonasme adalah majas
yang menggunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi karena
arti kata tersebut sudah terkandung dalam kata yang diterangkan.
Contoh: Merah
darahnya keluar begitu banyak ketika peluru menghujam
jantungnya.
Anak-anak dipersilakan masuk ke dalam kelas.
2. Repetisi adalah majas
yang melukiskan sesuatu dengan mengulang kata atau beberapa kata berkali-kali,
yang biasanya dipergunakan dalam pidato.
Contoh: Kita
junjung dia sebagai pemimpin, kita junjung dia sebagai pelindung, kita
junjung dia sebagaipembebas kita.
3. Pararelisme adalah
majas seperti repetisi tetapi digunakan dalam puisi. Majas ini terdiri dari:
a. Anafora: jika kata
atau frase yang diulang terletak di awal kalimat atau larik.
Contoh: Kalaulah diam
malam yang kelam
Kalaulah tenang sawang yang lapang
Kalaulah lelap orang di lawang
b. Epifora: jika kata
atau frase yang diulang terletak di akhir kalimat atau larik.
Contoh: Kalau kau mau, aku
akan datang
Jika kau kehendaki, aku akan datang
Bila kau minta, aku akan datang
Selain itu, ada pula yang
memperlihatkan penggunaan anafora dan epifora sekaligus, seperti:
Kami jemu
pada lagu
Kami benci
pada lagu
Kami runtuh
karena lagu
4. Tautologi adalah majas
yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kata-kata yang sam artinya
(bersinonim) untuk mempertegas arti.
Contoh: Sudah lama ia tidak
pulang dan tak kembali ke kampung halamannya.
5. Simetri adalah majas
yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan satu kata, kelompok kata atau
kalimat yang diikuti oleh kata, kelompok kata atau kalimat yang seimbang
artinya dengan yang pertama.
Contoh: Anak itu tidak
bisa diam, seperti cacing kepanasan.
6. Enumerasio adalah
majas yang melukiskan beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan yang
dituliskan satu per satu supaya tiap-tiap peristiwa dalam keseluruhannya tampak
jelas.
Contoh: Angin berhembus
pelan, tak terdengar suara-suara, hanya jangkrik yang sedari tadi menghiasi
kesunyian ini.
7. Klimaks adalah majas
yang menyatakan beberapa hal berturut-turut dengan menggunakan urutan kata-kata
yang makin lama makin memuncak pengertiannya.
Contoh: Jangankan rumah,
atau tanah, seisi dunia ini pun akan ku berikan
kepadamu!
8. Antiklimaks adalah majas
dengan beberapa hal berturut-turut dengan menggunakan urutan kata-kata yang
makin lama makin melemah pengertiannya.
Contoh: Jangan seribu, seratus rupiah
pun aku tak punya.
9. Retorik adalah majas
dengan mempergunakan kalimat tanya yang sebenarnya tidak memerlukan jawaban
karena sudah diketahui apa jawabannya.
Contoh: Mana mungkin ada
orang yang tidak mau hidupnya senang?
10. Koreksio adalah majas
berupa memperbaiki (koreksi) kembali kata-kata yang salah diucapkan, baik
disengaja maupun tidak sengaja.
Contoh: Hari ini sakit
ingatan, eh.. maaf, sakit kepala maksudku.
11. Asidenton adalah
majas yang menyebutkan beberapa benda, orang, hal atau keadaan secara
berturut-turut tanpa menggunakan kata penguhubung.
Contoh: kemeja, sepatu,
kaos kaki, tas, topi, dibelinya di toko itu.
12. Polisidenton adalah
majas yang menyebutkan beberapa benda, orang, hal, atau keadaan secara
berturut-turut dengan menggunakan kata penghubung.
Contoh: Dia tidak tahu, tetapi tetap
saja ditanyai, akibatnya dia marah-marah.
13. Ekslamasio adalah
majas yang menggunakan kata-kata seru sebagai penegas.
Contoh: Waah,
indah sekali pemandangannya!
14. Praeterio
adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan menyembunyikan atau merahasiakan
sesuatu dan pembaca harus menerka apa yang disembunyikan itu.
Contoh: Tidak
usah kau sebut namanya, aku sudah tahu siapa yang menjadi dalang dalam
masalah kali ini.
15. Interupsi adalah
majas yang mempergunakan kata-kata atau bagian kalimat yang disisipkan di
antara kalimat pokok guna lebih menjelaskan dan menekankan bagian-bagian
kalimat sebelumnya.
Contoh: Aku, orang
yang sepuluh tahun bekerja di sini, belum pernah dinaikkan pangkatku.
D. Majas Pertentangan
1. Antitesis adalah majas
yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kepaduan kata yang berlawanan
arti.
Contoh: Tua muda iut
berpartisipasi dalam kegiatan tanam seribu pohon yang diselerenggarakan pada
pekan lalu.
2. Paradoks adalah majas
yang melukiskan sesuatu seolah-olah bertentang, padahal maksud sesungguhnya
tidak, hal ini dikarenakan adanya objek yang berlainan.
Contoh: Ia seperti orang
yang kesepian di tengah keramaian.
3. Okupasi adalah majas
yang melukiskan sesuatu dengan bantahan, tetapi kemudian diberi penjelasan atau
diakhiri dengan kesimpulan.
Contoh: Merokok itu
merusak kesehatan, tapi banyak orang yang tidak dapat menghentikan kebiasaan
itu. Maka banyak pabrik yang tetap memproduksi rokok, karena menghasilkan
untung yang banyak.
4. Kontradiksio
intermimis adalah majas yang memperlihatkan pertentangan dengan penjelasan
semua.
Contoh: Semua anak hadir pada hari ini, kecuali Andi yang sedang sakit.
1 comment:
Thanks for the theory,sir
Post a Comment