Perpisahan merenta waktu
Kau kah yang tetap membisik telingaku
Aku tatap kalander tergantung bisu
Tiada kabar dari deret angka tentangmu
Aku bagai tiang di sudut rumahku
Harum keringatmu tiba-tiba berhembus bersama angin gunung
Berebut menyeruak menembus bulu hidungku
rona bulan di ceruk bukit mengintip kesendirianku
gelap dan senyap
semakin menceraikan keceriaanku
senggama malam dan kabut membuatku beringsut
paha alam tertutup tirai malam
cericit penghuni malam mendesah diantara gerah rembulan
sayu, redup tanpa binar terpancar
rembulan terpekur dalam kegundahan
No comments:
Post a Comment