Tinggalkan diriku, kesalahanku
Demi cinta yang menyatukan jiwamu dengan kekasihmu
Tinggalkan aku, demi kesalahanku
Demi cinta yang menggabungkan jiwa dengan kasih sayang
dan mempererat hatimu dengan cinta kasih
Pergilah, tinggalkan aku pada hatiku yang menangis
diriku berlayar mengarungi samudra impianku
Menungggu sampai kapan datangnya hari esok
Nyanyian adalah kesia-siaan, namun bayangan ruhmu
berjalan menuju pusara rasa
Aku punya sekeping hati dan
aku ingin membawanya keluar dari penjara hati,
meletakkannya di atas telapak tanganku
seraya memeriksanya dengan teliti
lalu menyingkapkan rahasianya
Aku bukanlah anak panah
yang siap menancap pada hati yang terlena
Sebelum dia menuangkan darah rahasia-rahasia
sebagai pengorbanan di hadapan altar keyakinannya
yang telah diberikan oleh sang hari
ketika dia menata cinta dan keindahannya
Matahari bersinar, burung bersiulan dan sang hantu
meniupkan serta menghembuskan nafas harumnya ke angkasa
Aku ingin membebaskan diriku dari rasa yang menyelimuti
Bukan karena bencana telah membuka hatiku
dan air mata telah menggenang dipelupuk mataku,
janganlah berbicara tentang pengasingan
Proses senantiasa bergerak.
Keindahan senantiasa mengibarkan panji-panji hasrat.
Biarkan aku melangkah sebab jalanan
telah penuh bunga-bunga serta udara yang meyelimutinya
Wahai burung nazar datang dan galilah dengan paruhmu disini
sampai bagian kiri dan air mata mengalir dari burung kecil
yang telah patah sayapnya hingga tiada bisa lagi berkepak.
Digubah oleh Nurhadi,S.Pd
Berdasarkan cerpen Kahil Gibran “Hatiku dan Lautan”
No comments:
Post a Comment