Monday, June 2, 2008

Biarlah Sendiri

Tinggalkan diriku, kesalahanku

Demi cinta yang menyatukan jiwamu dengan kekasihmu

Tinggalkan aku, demi kesalahanku

Demi cinta yang menggabungkan jiwa dengan kasih sayang

dan mempererat hatimu dengan cinta kasih

Pergilah, tinggalkan aku pada hatiku yang menangis

diriku berlayar mengarungi samudra impianku

Menungggu sampai kapan datangnya hari esok

Nyanyian adalah kesia-siaan, namun bayangan ruhmu

berjalan menuju pusara rasa

Aku punya sekeping hati dan

aku ingin membawanya keluar dari penjara hati,

meletakkannya di atas telapak tanganku

seraya memeriksanya dengan teliti

lalu menyingkapkan rahasianya

Aku bukanlah anak panah

yang siap menancap pada hati yang terlena

Sebelum dia menuangkan darah rahasia-rahasia

sebagai pengorbanan di hadapan altar keyakinannya

yang telah diberikan oleh sang hari

ketika dia menata cinta dan keindahannya

Matahari bersinar, burung bersiulan dan sang hantu

meniupkan serta menghembuskan nafas harumnya ke angkasa

Aku ingin membebaskan diriku dari rasa yang menyelimuti

Bukan karena bencana telah membuka hatiku

dan air mata telah menggenang dipelupuk mataku,

janganlah berbicara tentang pengasingan

Proses senantiasa bergerak.

Keindahan senantiasa mengibarkan panji-panji hasrat.

Biarkan aku melangkah sebab jalanan

telah penuh bunga-bunga serta udara yang meyelimutinya

Wahai burung nazar datang dan galilah dengan paruhmu disini

sampai bagian kiri dan air mata mengalir dari burung kecil

yang telah patah sayapnya hingga tiada bisa lagi berkepak.

Digubah oleh Nurhadi,S.Pd

Berdasarkan cerpen Kahil Gibran “Hatiku dan Lautan”

No comments: