Saat jiwa berduka hari ini,
senandung hati melantun dari bayang bibirmu.
Kau nyanyikan lagu memori kita yang tak kau suguhkan kala hari itu.
Sajak indah yang terurai dari huruf yang terangkai dalam ingatan.
Kau isyaratkan saat pertama kali perjumpaan kita
di tempat kunang-kunang kota berkumpul di taman raden saleh.
Kau bawa aku memutari kembali ingatan itu.
Dalam sebuah sudut tempat, kau ceritakan padaku kembali kala purnama hampir bulat.
Dan sebuah isyarat kau desirkan padaku.
Di antara setiap detik waktu yang mengembara,
tlah kau suguhkan padaku setangkup sayang yang kau bungkus dengan kain putih
yang kau letakkan dalam hatiku.
Kini Kain putih itu akan pergi sesuai fitrahnya
Kuharap keikhlasanmu untuk melepasnya
biarlah smua kembali seperti sedia kala
biarlah biduk itu berlayar sendiri tanpa harus aku nahkodai dan
kau jadi penumpangnya
purnama kan tetap purnama
walau kain putih tlah pergi
Literasikan hatimu dengan membaca dan menulis karya. Hiasilah hidup dengan bersastra.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pada Langit Jakarta Aku menatap
Langit hempaskan ilusi bersandar pada pundak waktu berbicara pada bayang berserak di luar jendala aku yang hanya kecil terpana pada senj...

-
Kumpulan kalimat yang menurutku indah..., bila suka pilih sendiri..., okey Saat pertama kali bertemu, dirimu selalu hadir dalam hatiku. Wakt...
-
Bagi sebagian orang menulis merupakan kegiatan yang sulit dilakukan, lebih-lebih menulis prosa. Sebagai ketrampilan berbahasa menulis membut...
-
Mendung bergelayut mematah batang cahaya matahari siang itu kubayang jiwanya terpancar dengan khidmat lewat bola matanya Hangat tangann...

1 komentar:
wah aku pasti kan sering mengunjungi puisi anda
Posting Komentar