Tuesday, September 1, 2009

Buai Pesisir Awal September

saat ini aku adalah sajak tak bermakna
terdiam di hadapmu menjelang purnama
menanti seuntai kata manis dari sudut hatimu
agar kau tahan aku agar tak menjauh

saat ini aku adalah biduk yang mematung bisu
membeku di sudut korneamu
menanti sejengkal lengan dan angin gunung
yang menarikku ke pelukmu

saat ini aku adalah pesisir yang terluka
membeku di balik hatimu yang memerah
berharap sedikit kasih kau sisakan


saat ini aku adalah tatap yang meratap
lekat ke arahmu bersama angin pesisir
mengharap sepucuk pesan terkirim
kepada angin gunung

namun kini
ketika akalku kembali sapa kau
kau lah jejak yang tertinggal dan membekas di pesisir
tak mampu kuhapus tiap jengkal ingatan tentangmu
entah berapa juta kerinduan yang masih terus tersedia

aku hanya mampu diam
tersudut di ujung pikiranmu, terpenjara di korneamu
terkungkung dalam buai pesisir awal september

2 comments:

Ivan Kavalera said...

bergegas di atas pasir, menengok sajak di sini. camar laut sampaikan kabar kagum.

Bunda Alfi said...

sajak indah selalu menghiasi rumah sang penyair...

dan akupun menikmatinya..