Bergelayut pekat merambah malam
angkuh dan sombong sang malam menebar angkara
engkau yang di sana tersiksa dalam duka
rindu rasa tiada rupa
hati gundah tanpa dalam kerinduan
bibir berkata tidak
tapi hati dan mata kan bicara
jauh menelusup dalam rongga jiwa
tlah tertoreh tinta cinta
purnama tetap mengembang
walau malam kian suram,
walau awan selubungi bulan
aku kan tetap memelukmu dalam dingin
detak jam berdenting berkejaran dengan menit
walau jiwa bersorak dalam sepi
jiwa bergejolak dalam rindu
aku kan datang
selimuti rindumu
memelukmu
dalam desah nafas cintaku
kubelai dengan rinduku
bagai kelelawar dan malam
selalu bersenggama dalam simphoni kehidupan
sabarlah wahai kerlip yang menyala,
menyebar dalam jiwa
bersama asap kerinduan
kerlip ini kan bersinar walau
lilin tlah leleh dalam cawan kerinduan
terangi jiwa yang mabuk bunga cinta
sementara malam pun semakin larut
hingga fajar kan datang menyapa
membangunkan kita
terlelap biduk
di tengah lautan asmara
No comments:
Post a Comment