Dingin tirai kenanganku
Menyerah di gurun ingatan
Terciptalah savana kehidupan
Percintaan dalam perjuangan
Kesetiaan sebagai pualam
Bisikanmu penuh pengharapan
Tiada garis tanpa batas
Segalanya kodratmu Tuhan
Alam bagai mengerti
Segala yang terjadi
Embun menitis panas
Kesetiaan sebagai pualam
Bisikanmu penuh pengharapan
Tiada garis tanpa batas
Segalanya kodratmu Tuhan
Alam bagai mengerti
Segala yang terjadi
Embun menitis panas
sinarkan simpati
Logika berdarah kuterima
Gugur kuntum di tengah halaman
Medan kini kurasakan sepi
terpaku pilu
Kusemaikan pepohonan kamboja dan bunganya adalah hatiku
Semua hilang dalam kedamainan
Logika berdarah kuterima
Gugur kuntum di tengah halaman
Medan kini kurasakan sepi
terpaku pilu
Kusemaikan pepohonan kamboja dan bunganya adalah hatiku
Semua hilang dalam kedamainan
semangatku tetap bersamamu
Kan ku usung
Kan ku usung
ohh jenasah Cinta
Semadikan Nisan kasih suci
Dingin meragut kenangan
Menyeruak dari lamunanku
Percintaan dalam perjuangan
Kau Abadi Srikandi Cintaku
Semadikan Nisan kasih suci
Dingin meragut kenangan
Menyeruak dari lamunanku
Percintaan dalam perjuangan
Kau Abadi Srikandi Cintaku
4 comments:
Puisi yang lembut dan halus tersampaikan memberi satu arahan peringatan.
Hmmm, ana gak usah koment deh Pak. :)
puisi itu sifatnya subjektif,yang paling mengerti akan ucapannya secara mandalam hanya penyairnya saja + Tuhan,yang melihat ataupun mendengar syair hanya bisa menebak/menerka,jadi pas aku raba2 judul "Ku Usung Jenazah Cintaku",ko malah puyeng ya? ga ngerti aku..hi..hi...keep smile bos..
puisi2 di blog ini keren2 deh...
bolehkah belajar...?
Post a Comment