lambaian bayangmu berderai lembut
angin senja tetap terisak menahan keluh di sudut hati
termenung dalam sajak-sajak pesisir
Indah nian sajak yang tertoreh karena senyummu
seikat rasa tercengkeram rindu tuk tatap kedua korneamu
bercumbu dengan ramah dalam raut cantikmu
Aku yang sekarat tak kuasa ungkap
akhirnya tercecer dalam tatapan semu
mungkin malam dan dingin bulan ini
kan bicara pada hatimu
tentang angan yang tak tersampaikan
tentang rasa yang tak kau mengerti
hanya kornea dan detak jantungku
berharap kau mengerti
bahwa awal kemarau tahun ini
sajak-sajak kerinduan tlah tertoreh
bersama bulan separoh malam ini
No comments:
Post a Comment