Luka makin menganga
tingkahi purnama tanpa pelangi
bulan membara tanpa makna
aku unggah segenap luka hingga jelas
kulihat tusukan belati tatapanmu
kurasakan perih simpul senyummu
ingin kulumatkan semua setapak
menjadi puing-puing kegelapan
kubiarkan luka menganga
hingga darah meleleh menyeret kenangan
duaratus keringat pengorbanan
kulihat kudengar dan kurasakan
betapa kelicikan semakin menjadi
mengubah almanak menjadi sampah peradaban
menatap pengemis tertatih memberi makan
tikus tikus got, sementara tikus berdasi menari
dalam perjamuan demokrasi
mimpikah ini?
kegelapan menjadi ajang pesta
bagi hasrat menjijikan , dalam lingkar puting anyir
melata tertatih seekor cacing emas
pada segenap ranjang kemunafikan
No comments:
Post a Comment