Mencoba tuk berhenti sejenak
pada kerling rembulan dalam rengkuh pekat
saat rasa perlahan menyisir pada titik perjalanan
saat tiada lagi nada dalam tiap makna sajak
kembali kucoba tapaki setapak berkelok itu
wangi merebak sesaat dalam buai emosi
dalam untaian rasa tak jua menjelma bayangmu
kau tanam semerbak dalam jambangan
merekah selasar tetes embun menggelayut manja
dan tetes itu t'lah jatuh.....
pada pekat ego bersenggama luka
tiada lagi bening hiasi hati
selalu kupetik untukmu
tepat saat purnama di wajahmu
hingga lantunkan dendang pada bait rasa
kini kurasakan kerlip itu kian temaram
walau enggan tenggelam, masih saja berharap
pandang purnama di wajahmu
hingga aku bisa kembali berkaca di kedua korneamu
aku ingin saksikan saat purnama melintas di wajahmu
masih ada simpul disudut pipimu
masih ada buliran kata hiasi senyummu
kau t'lah ajari aku
diam dalam mengeja, mengeja makna kesendirian
hingga pengap membasah resah
saat purnama disemayamkan
No comments:
Post a Comment