"Mak !, Emak tidak pergi malam ini?"
Lirikan emak membuatku kaget.
Tidak seperti biasa Emak berdiam lama di depan kaca rias.
sementara bedak, gincu dan botol parfum tertidur lemah
kulihat rangkaian kaca mulai retak di mata emak
sembab pun mencair meleleh melintasi pipi emak
sementara suara lantunan ayat suci dari pengeras
mushola makin mengaduk-aduk perasaanku
"Mak !, kenapa Mak membisu? ada apa mak!"
Emak berdiri dan melangkah ke Padasan
tempat di mana aku biasa menyucikan diri sebelum
ke Mushola
Kulihat Emak mulai membasahi telapak tangan
pergelangan dan lengan hingga sikunya
wajah pun tak lepas dari percikan
kutatap emak dengan bimbang,
adakah yang berubah dari emak malam ini?
benarkah Emak tidak lagi bergincu dan berbedak
tapi bermukena?
"Nang!, ajari Emak baca al quran ya Nang"
kudengar pelan bergelayut masuk ke telingaku
"Nang!, ajari Emak baca al quran ya Nang"
Untuk kedua kalinya tak kupercaya meluncur lagi
dari bibir Emak
Kusaksikan airmata kembali meluncur
menyentuh sudut bibir emak
"Iya Mak"
Kuikuti emak yang perlahan melaluiku
disentuhnya mukena yang selama ini tak pernah
sekalipun dibelainya
Tak kupercaya malam ini,
tepat ramadahan ke 27 emak tlah sentuh dan pakai
mukena, bahkan bibir emak pun mulai mengeja
huruf hijaizah walau tak sempurna tajuid dan mahrajnya
seiring 30 juzz selesai dibaca seorang hafidz di mushola
emak pun mulai melantunkan al baqoroh setelah fathekah selesai dibacanya
aliff lammmmmmm mimmmmmmmmmm
No comments:
Post a Comment