Saturday, October 11, 2008

Padamu Karang dan Nyiur

Ini kali keempat aku terpekur dalam rana
nyiur tetap berirama bagai piano alam, dan
karang kokoh membisu dalam cercaan ombak
mendung berkabut memayung menambah pekat rasa

pesisir tak lagi ramah
kepiting tua membisu tertatih membajak pasir
bangau ,masih mengais ikan kering diantara
rekahan lumpur yang mengering

sementara biduk tertidur dalam dengkur
layar dan jaring membisu dalam tali tergantung
gelombang tetap mengombang-ambingkan
kehidupan yang tiada makna ini

aku tulis sajak ini kala anak-anak bertanya
mengapa laut kini semakin kotor?
mengapa pantai tak lagi indah di pandang
dan mengapa angin gunung tiada terdengar lagi

aku tulis sajak ini
kala karang merindukan bisikkan
kala pasir merindukan belaian
serta nyiur rindu pelukan

kau yang hembuskan
haruskah pula kau yang hentikan gejolak
angin yang berhimpit menyesakkan kenangan

karang
nyiur
kepiting tua
biduk yang mendengkur
padamu rindu kugantung

No comments: