Thursday, March 5, 2009

Dalam Buai Angin Pesisir

Dalam matamu laut meluas

begitu air begitu karang

sebuah pusaran menggelora jiwa

mendamparkan sebuah pantai

membuka lebar-lebar

mendengar suasana

langit tidak terlalu biru


Pasir dengan rumput basah

menarik riak kecil

air mendinginkan bebatuan

suasana hati mengkerut menjadi sebutir pasir

dengan pongahnya larik-larik tersebut memaksa

mempelaminkan laut dan karang



Karang tak mungkin lepas dari air,

tetapi air tidaklah sekokoh karang

mendengarkan sebuah hikayat ataupun kisah tentang "mu"

Imaji-imaji bergerak bergandengan di bait

ini hanyalah sebuah penanda masa



Air pasang di malam berbintang itu

ombak bertandang berdendang

ini malam nelayan di mana bidukmu ?

tertambat di rawa bakau

lalu tebarkan jala, kelambu bagi tidurku kelak

akan kugali sendiri lubang dalam-dalam

di mana ikan-ikan berenang dan

karang bertumbuhan di mataku



nikmati saja irama lagu itu bila anda tak faham liriknya

gambarkan bagai karang, bagai jala, bagai nelayan

yang perahunya tak sampai ke tangahan

karena tersangkut di hutan bakau



Matamu Laut puisi

pernah datang satu masa ikan-ikan lepas

ketika bulan terendam setengah matang di sisi lambung

seluruh laut ia dayung ada mesin kristal di sudut matanya

di malam berbintang itu ombak bertandang ia berdendang

menyapa bulan terluka dalam buai angin pesisir

No comments: