Dalam matamu laut meluas
begitu air begitu karang
sebuah pusaran menggelora jiwa
mendamparkan sebuah pantai
membuka lebar-lebar
mendengar suasana
langit tidak terlalu biru
Pasir dengan rumput basah
menarik riak kecil
air mendinginkan bebatuan
suasana hati mengkerut menjadi sebutir pasir
dengan pongahnya larik-larik tersebut memaksa
mempelaminkan laut dan karang
Karang tak mungkin lepas dari air,
tetapi air tidaklah sekokoh karang
mendengarkan sebuah hikayat ataupun kisah tentang "mu"
Imaji-imaji bergerak bergandengan di bait
ini hanyalah sebuah penanda masa
Air pasang di malam berbintang itu
ombak bertandang berdendang
ini malam nelayan di mana bidukmu ?
tertambat di rawa bakau
lalu tebarkan jala, kelambu bagi tidurku kelak
akan kugali sendiri lubang dalam-dalam
di mana ikan-ikan berenang dan
karang bertumbuhan di mataku
nikmati saja irama lagu itu bila anda tak faham liriknya
gambarkan bagai karang, bagai jala, bagai nelayan
yang perahunya tak sampai ke tangahan
karena tersangkut di hutan bakau
Matamu Laut puisi
pernah datang satu masa ikan-ikan lepas
ketika bulan terendam setengah matang di sisi lambung
seluruh laut ia dayung ada mesin kristal di sudut matanya
di malam berbintang itu ombak bertandang ia berdendang
menyapa bulan terluka dalam buai angin pesisir
No comments:
Post a Comment