Angin pesisir menghembus pelan
merambah dedaun, lembah, ngarai
mengembara tuk menyapa angin gunung
keramahan suasana pegunungan tlah purba
Entah mengapa? angin pesisir hanya meraba
badai tlah hanyutkan rasa
mungkin benar kabar yang kau dengar
tapi, tak semua seratus persen benar
hembus angin tlah dibumbui rasa hingga
kebenaran tergilas fitnah membara
Semua terangkai dalam rangkaian kenangan
kelam manis bersemayam dalam kubur luka
tersingkap di kala kau luka,
luka pun makin menganga saat kesadaran tiba
Angin pesisir hanya membatu bersama karang
biduk, layar, dan kepiting
sementara bangau tetap mengais lumpur di antara
bangkai kenangan usang
Hanya harap angin pesisir, semoga
tersingkap dalam hatimu
cahaya cinta yang pernah ada
Kalaulah dulu kau pernah merasa
bahagia, jangan kau ungkap sesuatu
yang justru menghapus semua
Angin pesisir tak pernah memaksa
jika ini harus terjadi
biarlah semua seperti sungai
mengalir hingga bermuara di pantai
Biduk pun terpekur dalam dengkur
tertegun memandang pegunungan
diantara balutan kabut dingin
dan membeku
1 comment:
ketika angin pesisir telah datang, saatnya membentangkan saya dan merentangkan gendewa, bukannya bersembunyi di balik selimut yang tebal.
Post a Comment