Menelusup riuh dalam pori-pori kulitku
kerinduan lambat laun mempurba
seperti gurindam XII jarang termaknai saat ini
berkali dentingan puitis lirih rapal namamu
berkali tatapan ini kosong pandang bayangmu
tapi selalu belati yang muncul
sayat rindu hingga luka kembali menganga
menelusup riuh dalam pori-pori kulitku
kerinduan yang lambat laun mempurba
bulan masih redup seperti malam-malam lalu, pucat
tak jua purnama menjemput
ini tentang rindu luruh tenggelam dalam sepi
entah apa arti makna tatapanmu,
entah apa arti genggaman jemarimu
entah apa arti senyum indahmu
bila belati selalu saja sayat rindu hingga luka kembali
No comments:
Post a Comment