kupersembahkan pada guruku, pemimpinku, pembimbingku yang telah membangun dengan semangat patriotisme didadaku.....
Kupanjat
(bayangan bunga berkabut sutera itu)
kusimak
(guratan deru getah bergayut senyum)
kuikal
(tatapan syahdu berselempang semangat)
kupinang
(keringat rahasia bersulam prestasi)
kusulam
(dalam jeritan bara jemariku)
mataku mendidih kelu mengguyur radang telingaku hingga
terpekur
tersungkur
tergolek
memburat dentum letupan serat sadur-sadur syair kelanaku
lukisan itu sempurna
kubawa terbang
kutenggerkan dalam sarang danau apiku
dan kutandangkan dipematang bangsal perjuangan nafasku
sekuntum dewa bangsa
dicerabutkan akarnya
dipindahkan dahanya
dibiaskan buahnya
didudukkan di atas altar bangsa
dalam lembah pantun jenaka (pahlawan tanpa tanda jasa)
Kini aku berubah pada cermin di tengah bahari
yang akan menguratkan bentangan lautan menjadi api
dan membelah udara berubah cahaya
dan butir-butir air matamu kan kutumpahkan diistana buat anak negeri
walau tubuhku ini
hangus ditelan palka apiku sendiri
semoga doamu dan doaku menyertai pedati ini
kusajikan ragaku pada sujud bhaktiku padaMu
akan kulanjutkan perjuanganmu demi anak negeri.
No comments:
Post a Comment