saat sang jantan bercakap dengan mentari
bulan sabit beringsut dalam kelelahan,
setelah semalam mengusir kabut dan awan
yang semakin menyuramkan perasaan
angin pun berhembus menyibak tirai dengan hangatnya
seonggok kenangan terpuruk di sudut jiwa,
engkau tahu kerinduan ini mulai menguras rasa perih
mungkin kau mampu menawarkannya
tiap kali kurasa torehan kenangan di dada
sebanyak rasa yang kuhembuskan
bersama asa yang semakin lelah
bulan sabit enggan beranjak dari tempatnya
bahkan ketika mentari menampakkan cengkeramannya
bulan sabit masih setia mendengar kesedihan ini
No comments:
Post a Comment