Pada senja yang mengantar bayangmu
pesisir terasing tanpa sepatah kata
ketika bercerita tentang ombak bisu
membawa sebilah rindu pada riaknya yang abadi
bergegas kemasi sunyi di ujung waktu
saat senyummu mencumbu aliran darah
memuncakterus saja menatap bayangmu
pada selingkar kenangan
bersama angin pesisir
terlihat bagai sebuah kegamangan
padahal bayang yang mengalir
terkadang hanya lewat sebentar di pelupuk mata
lalu melompat diantara ingatan
kisah membendung cerita lewat airmata
dan temukan kesedihan tiada terkira
bagai teriak camar yang terluka
episode hidup yang tak pernah tersambut
di rahim malam
ketika senja singgah dengan seikat janji
yang telah terkumpul sejak pertemuan itu
maka di sanalah puisiku jadi nyata
puisiku tak akan menebarkan aroma
sewangi parfum yang dijajakan supermaket
tapi puisiku, menawarkan kebahagian
sewangi parfum walau di emper toko
pejamkan mata dan tatap siluet senja
aku terus dan terus berdiri menatapmu
dalam degup rindu yang terus memburu
menyeruak dalam pelukan pesisir
No comments:
Post a Comment